Kali ini penulis akan mengupas bulan, benda langit penting bagi muslim tetapi paling syusyah…pff
Karena penulis masih tahap belajar, bila ada yang salah mohon dikoreksi tetapi bila benar, sudah pasti datang dari Allah SWT 🙂
Di artikel ini seperti sebelumnya tidak akan dibahas siapa mengelilingi siapa, tetapi akan di bahas penampakan dari bumi.


http://www.ppcindo.com/show.js
============================================================
*update 30 Agustus 2011*

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Penyayang
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” (QS Al Baqarah 189)

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Al An’aam 96)

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan” (QS At Taubah 36)

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian

itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus 5)

“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS Ibrahim 33)

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),” (An Nahl 12)

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al Anbiyaa’ 33)

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” (QS Al Furqaan 61)

“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin 39-40)

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” (QS Ar Rahmaan 5)

BULAN BARU
Disebut Bulan Baru, bila antara Matahari dan Bulan berada di bujur ekliptika yang sama (http://id.wikipedia.org/wiki/Konjungsi_(astronomi. Posisi ini dinamakan dengan istilah Konjungsi atau Ijtima’.

Lho? Gerhana donk??
Belum tentu, Gerhana akan terjadi bila keduanya juga berada di deklinasi (Lintang Langit) yang sama. Karena garis edar Moon berbeda dengan garis edar matahari (Ekliptika). Ekliptika kita ketahui miring membentuk sudut 23,5° terhadap Ekuator/ Khatulistiwa. Sedangkan garis edar bulan lebih miring lagi yaitu 5° terhadap Ekliptika atau 28,5° terhadap Ekuator. Titik perpotongan antara garis edar Bulan dengan Ekliptika dinamakan Garis Simpul (Line of Nodes). Dengan Demikian Gerhana hanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu ketika posisi Moon berada di Garis simpul ini.

PEREDARAN BULAN
Bila dilihat dari bumi, gerak Bulan dan Matahari sama-sama ke barat tetapi Bulan lebih lambat. Karena dalam 24 jam Bulan juga bergerak ke timur kira-kira 13 derajat, lalu kembali lagi ke posisi bulan baru dalam 29.53 hari. Untuk mudahnya, bayangkan saja bila bumi diam dan matahari tepat di atas kepala, maka 24 jam kemudian bulan akan bergeser 13 derajat ke timur sedangkan matahari tetap di atas kepala!

BULAT SABIT (Hilal/ Crescent)
Dalam tradisi muslim, pengamatan Bulan yang paling penting adalah saat Sunset dan sudah terjadi Konjungsi/ Ijtimak. Bila saat itu nampak bulan sabit/ hilal/ Crescent maka malam itu dinyatakan sebagai tanggal baru Hijriyah. Permasalahannya adalah walaupun sudah Konjungsi/ Ijtimak tetapi hilal/ Crescent belum/ tidak tampak sama sekali. Ini yang menyebabkan perbedaan antara penganut Ru’yat (Melihat Hilal) dan Hisab (perhitungan) dalam memulai hari suci kaum muslimin (Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha).
Danjon membuat suatu kriteria tentang kapan hilal mulai terlihat (bisa di ru’yat), yaitu bila selisih antara Bulan-Matahari 7°.

Perhatikan:
telah disebutkan sebelumnya bahwa bulan bergeser 13° ke timur dalam 24 jam, maka pergeseran 7° membutuhkan waktu 12 jam lebih! Jadi jangan heran bila hisab-ru’yat senantiasa berbeda 🙂
Karena Hisab berdasarkan pada Wujudul hilal, mempunyai kriteria:
1. Konjungsi (ijtimak) telah terjadi sebelum Matahari tenggelam,
2. Bulan tenggelam setelah Matahari.

Perbedaan Hisab dan Ru’yat ini kadang juga diperparah oleh adanya Ru’yat Palsu yang mengklaim telah melihat hilal walaupun belum terjadi Konjungsi/ Ijtimak, seperti yang pernah ditulis di artikel:
Dilema Muharram 1429H

SISTEM KALENDER HIJRIYAH
Sistem Kalender Hijriyah berdasarkan perjalanan Bulan. Telah disebutkan di atas bahwa penanggalan baru di mulai dari masa Konjungsi (ijtima’) tersebut, kadang 29 hari kadang 30 hari. Setahun terdiri dari 12 bulan:
1. Muharam
2. Safar
3. Rabiul Awal
4. Rabiul Akhir
5. Jumadal Ula
6. Jumadal Akhirah
7. Rajab
8. Syakban
9. Ramadan
10. Syawal
11. Zulkaidah
12. Zulhijah

ANALISIS AWAL RAMADHAN 1429H
Data Konjungsi (Ijtima’) berbagai macam sumber:
– Accurate Times 5.1 = 31/08/2008 02:58 WIB
– New Moon, Astro Tool Project = 30 Agustus 2008 19:58:33.18 GMT (= 31 Agustus 2008 02:58:33.18 WIB)
– Stellarium = 31 Agustus 2008 02:54 WIB
– Navigator Light = 30 Agustus 2008 21:20 GMT (= 31 Agustus 2008 04:20 WIB)

Karena Konjungsi terjadi pada dini hari, maka saat sunset berikutnya (15 jam yang akan datang!) sudah pasti Matahari tenggelam lebih dulu. Selisih Bulan-matahari > 7°. Jadi awal puasa adalah 1 September 2008 berdasarkan Wujudul Hilal.
Tetapi menurut kriteria Odeh dari JAS (Jordanian Astronomical society) :
The Crescent Visibility is: Visible With Optical Aid Only.
digambarkan dengan peta Visibilitas sebagai berikuT:

Keterangan:
Green= Easily Visible by Naked Eye
Magenta= Could be Seen by Naked Eye
Blue: Need Optical Aid
No Color: Not Possible
Red: Impossible
Cyan: Unknown

Terlihat bahwa sebagian BESAR Indonesia malah berada di No Color.

Gambar ru’yat Virtual dari Jakarta: (gambar menyusul)

KESIMPULAN
Fakta ini menunjukkan bahwa kecil kemungkinan awal puasa dimulai tanggal 1 September (0,0001 % gitu deh 😛 ). Sangat logis bila dimulai 2 September 2008. Wallahu a’lam. Minimal kita telah tahu ilmunya, kemudian kita tunggu hasil ru’yatnya, lalu shalat istikharah (minta petunjuk) 🙂
Demikian Ulasan tentang Bulan. Bila ingin mempelajari benda langit yang lain silahkan klik di sini

Tajurhalang, Bogor
Genghis Khun

Pustaka:
1. Fahmi Amhar, Dr.-Ing. H, Pengantar Memahami Astronomi Rukyat: Mencari Solusi Keseragaman Waktu-waktu Ibadah, File PDF
2. James Dailley
3. Nick Strobel
4. Rukyatulhilal
5. Program Accurate Times 5.1.1.2
6. New Moon, Astro Tool Project
7. Stellarium
8. Navigator Light 32



http://ads.adbrite.com/mb/text_group.php?sid=711927&br=1

http://kumpulblogger.com/scahor.php?b=4050

http://www.ppcindo.com/show.js